Kesetiaan Cinta Kita {Sumpah Gw Cinta Kamu} Part 1

Pokoknya baca wajib comment #maksa#

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Mae, pokoknya Oik gk mau makan,mandi, sama sekolah klo mae kerja lagi ke jakarta" Ucap seorang anak perempuan yang manis, sambil melipat keduatangan di perutnya

"Oik kok gitu sih sama mae, mae kan kerja di jakarta buat Oik, klo mae gk kerja nanti Oik gk bisa sekolah" Tuturnya menghampiri Oik dan mengelus rambutnya.

"Gk ah pokoknya mae gk blh ke jakarta lagi" Kata Oik menepis dengan halus tangan Ibunya, yang sedang mengelus rambutnya

Tak berapa lama tiba² terdengar nada dering dari ponsel Ibu Oik,,,,

"Hallo Tuan, iya, iya, sekarang Simbok lagi beres² mau berangkat" Kata Ibu Oik yang mungkin mendapat Tlp oleh majikannya.

"Mae jadi mau tinggalin Oik lagi ya?" Tanya Oik matanya berkaca²

"Oik sayang mae kan?" Tanya Ibu Oik

"Mae selalu ngomong gitu" Airmata Oikpun mengalir dan ia berlari ke kamarnya dengan tergesa² namun Ibunya tidak mengejarnya karena biasanya Oik cuma marah sebentar, nah di waktu begitu Ibunya bisa berangkat tanpa gangguan dari Oik. Sebenarnya berat juga untuk Ibu Oik meninggalkannya sendirian di kampung, namun mau gimana lagi klo di ajak takutnya ngerpotin keluarga majikannya.

Sementara itu di kamar Oik ~~~~~~~~~~~~~~

Oik terus menangis, mungkin karena Ibunya baru 1 minggu yang lalu pulang dari Jakarta dan sekarang mau berangkat lagi. Oik tinggal di kampung Cikoneng, ia tinggal sendiri dan tidak ada sanak keluarga di kampung itu. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka kemudian tertutup bertanda Ibunya keluar dari tumah,

"Mae jahat, Oik di tinggal lagi" Ucapnya lalu mengapus air mata yang masih menyisa di pipinya,

klo mae gk bisa tinggal di sini lebih baik aku ikut aja, tapi klo sepengetuah mae gk mungkin boleh.

Oikpun ganti baju, setelah itu keluar dari rumahnya menguntit Ibunya hingga di statsiun kereta api.

"Waduh aku gk punya uang ni buat beli karcisnya" Batin Oik sesampai di depan loket pembelian karcis

Karena keadaan statsiun yang begitu ramai, hingga terjadinya desak²kan antara calon penumpang kereta api , Oik terjauh,, matanya mengarah kedepan dan ia ingin meraih apa yang di lihatnya itu,,Karcis. Akhirnya Oik mendapatkan karcis kereta api dan ia langsung melenggang ke kereta api tujuan jakarta sampil mengedarkan matanya ke segala arah mencari sosok Ibunya,

"Nah itu..." Batinnya melihat sosok Ibunya dan langsung kembali menguntitnya dari belakang

Statsiun demi statsiun di lalui oleh kereta yang Oik dan Ibunya tumpangi.

Rasa haus dan lapar pun tak terelakan di benak Oik. Ditambah Oik tak memiliki uang untuk membeli minuman dan makanan. Namun tidak dengan Ibunya yang kelihatan sedang memesan makanan dan minuman,, tersirat dalam hati Oik untuk mendekat agar di beri makan dan minum, tapi Oik mengurungkan niatnya karena klo nanti Ibunya tahu bahwa Oik menguntit Ibunya kemudian Ibunya mengantarkan Oik pulang kembali ke Cikoneng dimana Oik dan Ibunya tinggal.

“Aduh laper banget” Lirih Oik sambil memegangi perutnya.

“Laper ya” Sebuah suara muncul di sebelah kursi tempat duduk Oik yang berhasil membuatnya kaget

“Gak kok” Jawab Oik kepalanya mulai melihat orang yang ada di sebelahnya.

“Nama aku Obiet… itu nama panggilan aku,,, kamu siapa?” Sapa + tanya seseorang yang ada di samping Oik dengan nada ramah sambil mengulurkan tangannya

“Ganteng banget,,, eh kok jadi ngomongin dia sih” Batin Oik yang mulai berkhayal

“Hm….”Deham Obit membuyarkan khayalan Oik

“Eh,,, em,,, nama aku Oik,, ya nama aku Oik” Jawab Oik gelagapan sambil menerima uluran tangan Obiet

“Tenang aja lagi Ik aku kan bukan artis jadi gk usah gerogi” Kata Obiet agak narsis dengan senyum tipisnya

“Enak aja kamu” Elak Oik sambil menepuk halus bahu Obiet dan di iringi dengan tawaan mereka

“Oupst baru kenal kok udah kaya akrab gini ya?” Kata Obiet yang berhasil menghentikan tawaan Oik dan hening kemudian

“Eh maaf ya Biet” Ucap Oik malu²

“Panggil Bit aja sih gk usah B-i-e-t, nama aku bagus² jadi jelek deh” Canda Obiet yang membuat Oik kembali malu.

Ketika seorang pelayan kereta api melintas tepat di pinggirku, Obiet tiba² memanggilnya dan memesan beberapa macam makanan yang aku gk tahu apa itu..

“Bit,,pesan apa?” Tanya Oik polos

“Ini Ik aku pesan perhiasan” Kata Obiet berhasil membuat Oik bingung sendiri, namun Oik tidak berani menanyakan hal² yang mungkin membuatnya konyol di depan Obiet dan ia memilih diam..

Tak lama kemudian pelayan kereta api itu datang kembali membawakan 2 nasi gororeng dan 2 es teh manis, tapi Oik hanya diam mematung seakan tidak tahu dan tidak mengerti kenapa Obiet yang katanya mesan perhiasan yang datang malah makanan dan minuman. (Ceritanya Oik lemot dan Ndeso ya all)

“Kok diam sih,,,” Kata Obiet yang membuat pikiran Oik buyar

“Terus mau apa lagi,,,” Jawab Oik singkat

“Ya makan lah,,, emang kamu kira aku rakus apa makan 2 porsi sekaligus” Celoteh Obiet membuat Oik bingung sendiri.

“Aku,, makan,,,, horeeeeee,,, coba Bit kamu datangnya dari tadi” Batin Oik dengan muka ceria,, (Padahal memang Obiet dari pertama naik kereta ada disitu)

“Hust,,, jangan ngelamun aja,, makan tuh” Kata Obiet membuat lagi dan lagi pikiran Oik buyar

“Eh,,, makasih ya Biet kamu udah baik sama aku” Kata Oik

“Bit,,” Bisik Obiet tepat di telinga Oik

“Iya deh Bit,,,ayo makan nanti keburu dingin” Kata Oik membuat hening suasana

Akhirnya merekapun makan di tengah ketenangan, mereka sibuk dengan masing² makanan yang ada di hadapannya, Obiet pun melirik ke arah Oik dan mendapati nasi yang tersangkut dipipi cubynya Oik, ia pun mencoba mengambil nasi yang tersangkut dipipi Oik namun ketika tangan Obiet mendekat ke wajah Oik,, Oik terlebih dahulu mengambil nasi itu

“Sayang walaupun 1 butir itu berharga bagi aku Bit” Kata Oik mengambil nasi itu dan memakannya,

“Oh,,, hehehhe,, iya bener Ik” Tawa Obiet

“Ya ampun manis banget sih kamu Bit” Batin Oik

“Oik…” Kata Obiet

“Apa Bit” Jawab Oik

“Ngomong² kamu mau ke mana?” Tanya Obiet

“Oh aku mau ke alamat ini Bit” Jawab Oik dengan mengeluarkan selembar kertas berisikan alamat rumah seseorang

~~~~~~~~~

Jl. Kenanga No.21

Tunggul Nuraga

~~~~~~~~~

“Wah ini sih aku kenal Ik” Kata Obiet yakin.

“Masa sih,,” Tanya Oik

“Iya,,, ni rumah Ayahnya teman aku ,,, namanya Cakka” Jawab Obiet serius dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

“Nah ini photo aku dengan Cakka waktu masih kelas 6 SD di Yogjakarta, tapi photo ini waktu aku ada di Jakarta, liburan bareng sama Cakka + nginep di rumahnya,,, pasti kamu kaget deh lihat rumah Cakka nanti” Jelas Obiet panjang lebar

“Oh..” Kata Oik hanya ber oh, oh saja

“Nih photonya buat kamu” Tawar Obiet pada Oik

“Oh gk akh,,, kamu kan cuma punya 1” Tolak Oik

“Aku ada 2 nih” Kata Obiet menyerahkan fotonya ke Oik dan mengeluarkan 1 lagi foto yang sama.

“Jadikan kamu bisa ingat sama aku terus nanti…” Celetuk Obiet, Oik hanya tersenyum..

Akhirnya kereta pun berhenti di Statsiun Jakarta Kota… Obiet dan Oik pun turun dari kereta itu,, Keadaan kereta yang sangan ramai membuat Oik tak dapat melihat ke mana Ibunya berjalan,, Ia pun bermaksud untuk beralih ke arah Obiet tadi berlalu,, Karena keadaan yang sangat ramai dan desak²kan pun tak terhindarkan Oik tak dapat menemukan Obiet sampai ke pintu keluar,,,

“Uh,,, mae ilang ,, Obiet juga gk ada” Keluh Oik

Haripun semakin sore,, akhirnya Oik memberanikan diri untuk bertanya alamat yang ia bawa ke seseorang penjaga toko di jalan,,, Setelah bertanya dan di tunjukan arah letak rumah itu, Oik pun melenggangkan kakinya untuk mendapati rumah itu,,, Ia jalan kaki karena tidak mempunyai uang sedikit pun,,,,

Tak berapa lama setelain ia berjalan,, akhirnya ia mendapati rumah tersebut ,,, namun ia terlihat kagum ketika melihat rumah yang berada di hadapannya itu,, Betapa megahnya rumah itu,,, Gerbangnya juga terbuat dari besi yang kokoh kayaknya baja deh,,,, Oik mengetuk gerbang itu namun tak ada respon dari orang yang berada di dalam rumah tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di sudut gerbang rumah itu,,,,,

Kini hari semakin malam namun Oik masih dalam duduknya di sudut gerbang itu. Ia semakin galau,,, takut,,,, ya Oik takut sama keadaan yang gelap.. tubuh Oikpun mengigil tangannya memeluk lutut. Entah apa yang ia pikirkan tentunya ia sedang ada dalam posisi ketakutan yang amat sangat,,,

Tiba² ada sesosok manusia entah dari mana yang penting dia itu laki²,,

Laki² itu semakin mendekat dan mendekat,,,,

Oik jadi takut padanya,,, ia pun mengancam apabila laki² itu macam² pada dirinya..

Waktu laki² itu mendekat Oik memandangi wajahnya dan ia tak bisa berkata² karena ia takjub dengan apa yang ia lihat

“Cakep banget” Batin Oik

“Kamu siapa” Tanyanya Oik

“Oik,,, tepatnya Oik Cahya Ramadlani” Kata Oik mengulurkan tangannya

“Aku Cakka,,, tepatnya Cakka Kawekas Nuraga” Kata Cakka membuat Oik ingat dengan sesuatu,,,

“Dia ini,, anak Om Tunggul + teman Obiet itu” Batin Oik, Cakka hanya diam

“ Eh,,,, kamu ngapain di sini” Tanya Cakka kemudian

“Eh,, mm… aku mau ketemu ibu aku” Jawab Oik

Setelah menjelaskan sesuatu akhirnya Cakka mengajak Oik masuk ke rumahnya.. gerbangnya terbuka seketika Cakka menyentuh icon yang menyerupai tangan di dinding gerbang Bajanya,,,Kami berdua terus menyelusuri taman rumah Cakka yang begitu luasnya gk terbayangkan,,, Ketika kami tiba di teras rumahnya ada seorang anak laki² yang gk kalah cakepnya sama Cakka,, dia sedang asik membaca buku²nya ,,, begitu banyak buku yang ia simpan di meja,,,

“Aku yakin dia pasti pintar,,” Batin Oik tersenyum simpul Alvin pun melirik sebentar ke arah Cakka dan Oik,, dan mata Oik dan Alvin pun bertemu hingga beberapa menit,,,

Alvin kaget ketika ia melihat Cakka membawa seorang perempuan,, pasalnya di peraturan keluarga mereka gk ada yang boleh pacaran sebelum bisa cari uang sendiri,, Peraturan itu mereka turuti,,, Maka dari itu Alvin kaget..

“Kka siapa itu?” Tanya Alvin

“Tanya aja sendiri” Jawab Cakka cuek bebek gk kayak tadi pas ketemu di gerbang

“Oh,,,Nama aku Alvin Jonathan Sindunata” Kata Alvin sambil mengulurkan tangannya pada Oik dan Oikpun menerima uluran tangan Alvin seraya mengatakan “Nama aku Oik Cahya Ramadlani”

“Hm….” Cakka berdeham karena melihat Oik dan Alvin yang berjabat tangan sampai 5 menit

“Eh,, maaf,,” Kata Oik singkat, Alvin jadi malu sendiri

“Kka lo ketemu sama Oik di mana” Tanya Alvin

“Dapet nemu di depan tong sampah yang ada di depan gerbang rumah” Jawab Cakka yang membuat hening,,, Cakkapun meninggalkan Oik dan Alvin di teras berduaan,,,,,,

Yang merasa Caikers pokoknya comment ya klo gk nanti diganti jadi Alik,,,

Heheheh,,, comment ya,,

Nah di Part berikutnya mau ada apa??

Mau nambah karakter siapa aja??

Terserah kalian deh nanti aku masukin


By : Syiroth Mustaqim

0 komentar:

Posting Komentar