Kesetiaan Cinta Kita {Ku Tunggu Kau di Pintu Surga}






Parks first love

“Ik,” Ucap cakka tak sengaja tertahan

“Apa kka” Tanya Oik heran

“Kamu gpp keluar rumah,, bukannya dokter bilang kamu harus banyak istirahat di rumah” Jawab+tanya cakka

“Abis klo di rumah terus sumpek kka,, lagian aku udah baikan kok” Jelas Oik, Cakka hanya tersenyum

“Eh Ik,,, liat deh (sambil menarik tangan Oik), bunga itu masih tetap indah dan cantik ya,, walapun sudah 3 
tahun berlalu,,” Kata Cakka mendekati bunga itu hendak memetiknya

“Husst,, (menyangga tangan cakka) jangan di petik kka, itu namanya bunga edelweis, bunga itu di sebut juga bunga abadi, jadi aku mohon jgn di petik ya kka” Jelas Oik

“Oh gitu ya???”  Kata Cakka sambil memegang halus pipi Oik

“Malu ah kka, ada Alvin tuh” Seru Oik dengan volume suara yang tipis dekat telinga Cakka, Alvin hanya diam menatap ponselnya,,


Mereka berada di taman bertiga,,, disana ada Cakka, Alvin dan Oik.
Alvin sedang menunggu Sivia, oleh karna itu ia sibuk dengan ponselnya.


“Kka bukannya kamu malam ini ada pentas ya?” Tanya Oik 

“Iya ik, kamu datang ke acara aku ya ,,” Jawab+ harap Cakka

“Iya kka,, pulang yuk kka, aku takut ganggu kamu soalnya malam ini kamu pentas” Pinta Oik karna takut mengganggu jadwal latihan Cakka yang memang seharusnya saat ini adalah jadwal latihan Cakka.

“Ik,, (sambil menggenggam kedua tangan Oik) Aku tuh sayang sama kamu, sangking sayangnya aku sama kamu, aku gk mau sedetikpun jauh dari kamu Ik” Ucap Cakka air mata Oik menetes namun dengan sigap tanpa sepengetahuan Cakka air mata Oik di lap sehinggal Cakka tak melihat Oik menangis.

“Kka jgn bilang gitu dong, kamu bilang gitu kayak aku mau mati aja” Kata Oik lirih

“Benar Ik, aku gk mau diwaktu aku jauh dari kamu, kamu tinggalin aku,, itu yang membuat 1 detikpun sayang klo gk ada di dekat kamu,,” Batin Cakka 

“Husst,, gk blh bilang gitu,,” Kata Cakka menarik tangan Oik menuju danau sedangakan Alvin mengikuti dari belakang, ia masih sibuk dengan ponselnya karna dalam pesan singkat Sivia mengatakan sudah hampir dekat dengan taman


Clak!!!

Tetesan darah membasahi rerumputan di taman,, darah itu berasal dari hidung Cakka,
Cakka tak menyadari bahwa hidungnya mengeluarkan darah begitu pula Oik yang digandengnya selangkah berada dibelakang punggung Cakka.
Alvin yang baru menyadari bahwa darah yang membasahi rumput berasal dari hidung cakka langsung mendekati cakka,, dan menutupi hidung cakka dengan tissue yang ada di tangannya..
Cakka yang menyadarinya langsung mengambil alih tissue dari tangan Alvin,,, sementara Oik hanya bengong melihat tingkah Alvin dan Cakka,,,

“Hm… mesra nya sahabat yang satu ini” Sindir Oik tak sadar apa yang terjadi.

“Ik,, ikut aku yuk,, katanya Sivia mau ketemu kamu di taman depan,,” Ajak Alvin sengaja berbohong, agar ia tak tahu apa yang terjadi pada Cakka, selain itu agar Cakka dapat dengan mudah membersihkan darah dari hidungnya tanpa sembunyi²..

“ Ok deh…” Kata Oik langsung setuju, karna Sivia itu sabahat Oik yang paling baik “Kka aku ke depan dulu y” Pamit Oik, Cakka hanya mengangguk dengan tissue yang masih digenggam 

“Kka,, gw itu lebih kasihan sama lo dibanding  Oik,, karna penyakit lo itu lebih parah dibanding Oik, lagi pula dokter memvonis kamu mengalami kanker otak stadium akhir, penyakit yang sulit bahkan tidak dapat disembukan,, lo itu sahabat gw kka,, gw blm mau kehilangan lo, karna sahabat seperti lo gk akan ada yang dapat menggantikan, itu juga yang membungkam mulut gw agar gk bilang sama siapa² tentang penyakit lo,,, gw jaga itu dari teman² yg lain, Oik bahkan keluarga lo kka” Batin Alvin kacau,, karna kasihan melihat penyakit sahabatnya kambuh,, sementara Oik bengong melihat tampang Alvin yang gelisah…

“Vin kamu kenapa??” Tanya Oik

“Gpp, yuk Ik agak cepat takut Sivia ngambek,,” Jawab Alvin, Oik hanya menurut saja



Sementara di taman dalam Cakka sibuk dengan tissue yang penuh dengan darah,,,
Sudah berapa helai tissue yang habis untuk mengelap darah di hidungnya yang tak kunjung berhenti keluar..


“Ya Allah,, kapan darah ini berhenti keluar,,,” Lirih Cakka lemas karna darahnya sudah banyak keluar
Tak berapa lama darah Cakka berhenti namun ia terlihat lemas,, dengan tenaga seadanya Cakka membuang tissue² yang penuh darah ke tong sampah,, kemudian ia duduk di kursi dekat danau,

“Ik,,, selain aku takut kehilangan kamu, aku juga takut mendahului kamu, karna penyakit aku yang sudah parah ini, maafin aku Ik udah nutupin hal ini,, semua demi kebaikan kamu, mungkin seandainya kamu tahu penyakit aku, mungkin penyakit kamu bisa lebih parah lagi” Batin Cakka



Sementara itu di taman depan terlihat Sivia yang sedang berjalan menuju arah taman,,, Sivia pun berpapasan dengan Oik dan Alvin,,,


“Hay Ik,, mau kemana kamu” Seru Sivia, Alvin mengedipkan mata ke Sivia, tanda ia harus mengiyakan apapun yang di katakan Oik

“Loh,, kok kamu tanya gitu ke aku??,,, Alvin kan tadi bilang klo kamu mau ketemu sama aku,,, ya aku sih iya in aja, takutnya ada yang mau kamu omongin sama aku” Heran Oik menjelaskan

“Oh iya,, aduh aku lupa Ik, nanti aja deh di rumah kamu” Ucap Sivia cengengesan

“Ya udah deh,,, kita ke dalam yuk kasihan Cakka di sana sendiri” Ajak Oik menggandeng tangan Sivia

“Kalian duluan aja,, nanti aku nyusul,” Kata Alvin, Oik dan Sivia mengiyakan dan berlalu


Terlihat Alvin mengeluarkan ponsel dari saku celananya hendak menghubungi seseorang..

“Gimana Kka?,, udah beres belum ngebersihinya??” Tanya Alvin

“Udah Vin, thank ya, lo sahabat gw yang paling hebat deh” Jawab Cakka

“Bkn gw sahabat yang hebat kka,, lo lah sahabat gw yang hebat” Batin Alvin mematikan ponselnya dan berjalan menuju taman dalam…..



Alvin menyusul Sivia dan Oik menuju Taman dalam,,


Di taman dalam Oik sempat terkejut dan berhenti sejenak,,, Alvin dan Sivia hanya keheranan.
Akhirnya Alvin dan Sivia tahu penyebab Oik terkejut, setelah mereka melihat apa yang Oik lihat,

“Hah? Tissue itu penuh darah?, jangan² itu darah cakka lagi, aduh tuh anak ngebersihinnya gk beres banget sih,,,” Batin Alvin yang ikut terkejut

Sebenarnya Oik takut darah,, karna itu ia terkejut dan langsung lemas, hal itu juga yang buat Cakka menyembunyikan darah di hidungnya yang sulit berhenti,,

“Udah Ik kita jalan lagi aja,, nanti klo lama² matung di sini kamu pingsan lagi” Khawatir Sivia sambil memegangi Oik,,,


Beberapa langkah di belakang kursi yang Cakka duduki,,,
Cakka pun menoleh kebelakang…


“Loh,,,!! Oik kenapa kok pucat banget…” Tanya Cakka

“Perasaan aku, kamu lebih pucat dari Oik deh Kka..” Jelas Sivia

“Ah masa….” Ucap Cakka singkat sambil tersenyum dengan muka pucatnya

“Mungkin mereka jodoh kali Siv,, jadi pucat 1 pucat semua,,” Sambung Alvin

“Ini ni tadi Oik lihat darah yang di tongsampah itu (menunjuk tong sampah dimana cakka membuang tissue),, terus beginilah jadinya klo Oik habis liat darah..” Ucap Sivia 

“Oh gitu,,, sini dudukin di samping aku aja,,,” Seru Cakka dengan tetap duduk,,, ia tak sanggup untuk berdiri beberapa saat setelah mengeluarkan banyak darah.. Oik pun di dudukan di samping cakka,,, sementara itu Alvin dan Sivia memisahkan diri dari Cakka dan Oik, namun lokasi mereka tak jauh dari Cakka dan Oik takutnya mereka memerlukan bantuan.

Bersambung di sini aja,,,,